RELEVANSI WALI NANGGROE DENGAN WALIUL ‘AHDI DAN WALI NIKAH

Keywords:

Waliul ‘Ahdi, wali nikah, Wali Nanggroe;

Abstract

Artikel ini bertujuan memaparkan tentang kedudukan Wali Nanggroe dan relevansinya dengan Waliul ‘Ahdi dan wali nikah. Beralihnya pemerintahan di Aceh dari sistem kerajaan ke dalam sebuah negara bangsa ‘Repuplik Indonesia’, berubah pula kewenangan pemerintah pada sektor agama, khususnya, pada kewenangan wali hakim dalam pernikahan warga muslim di Aceh. Metode penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan melakukan pendekatan historis, yuridis dan fikih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat relevansi antara Wali Nanggroe dan Waliul ‘Ahdi  pada tata cara pemilihan dan relasi tugas dan kewenangan. Di samping itu, terdapat juga relevansi Wali Nanggroe dengan Wali Hakim (wali nikah) dalam perspektif historis, karena Wali Nanggroe dalam perspektif historis merupakan penerus kekuasaaan kerajaan Aceh. Sementara Wali Nanggroe setelah lahirnya Negara Kesatuan RI tidak dapat bertindak sebagai Wali Hakim dalam pernikahan orang muslim di Aceh, jika tidak ada penunjukan dari pemerintah Republik Indonesia, karena Wali Nanggroe sekarang bukan sebagai pejabat eksekutif.

 

The purpose of this article is to clarify the role of Wali Nanggroe and how it relates to Waliul 'Ahdi and Wali nikah (marital guardians). The government's authority in the religious sphere was also altered with Aceh's transition from a monarchical to a nation-state, Repuplik Indonesia, particularly the role of guardian judges (Wali Hakim) in Muslim weddings. The historical, legal, and fiqh methodologies that were used in this research method, were descriptive in nature. The study's findings indicate that the interaction between the Wali Nanggroe and the Waliul 'Ahdi in terms of the election process and the relationship between responsibilities and authority is relevant. In addition, Wali Nanggroe's historical significance to Wali Hakim is relevant since, historically speaking, Wali Nanggroe is the successor to the power of the Aceh monarchy. If there is no appointment from the Republic of Indonesian government, the Wali Nanggroe after the creation of the Unitary State of the Republic of Indonesia cannot operate as a Guardian Judge (Wali Hakim) in Muslim marriages in Aceh since he is no longer an executive officer.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abidin, Slamet aan Aminuddin, Fiqh Munakahat, Juz 1, Bandung: Pustaka Setia.1999.

Anthoni Reid, The Contest for North Sumatra Acheh, the Netherlands and Britain 1858-1898 (Oxford University Press, 1969), Terj. Masri Maris, Asal-usul Konflik Aceh: dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh Abad ke-19, Edisi I, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005

Asqâlani, Ibnu Hajar al‘ Bulughul Marâm min Adillah al-Ahkâm, Bairut, Dâr al-Ihyâ’ al-‘Ulum, 773-852 H.

al-Bikri, Sayyid Abi Bakar Al-Manshur bil Sayyid, I'anatut al-Thalibin, juz 3, Surabaya: Al- Hidayah, tt.

Bisri, Cik Hasan, Metode Penelitian Fiqh: Paradigma Penelitian Fiqh dan Fiqh Penelitian, Cet. I, Bogor: Kencana, 2003.

C. Snouck Hurgronje, The Achehnese, Terj. A. W. S. O'Sullivan, VOL. II., Leyden, Late E. J. Brill, 1906.

Gobee, E. dan C. Adriaanse, Nasihat-nasihat C. Snouck Hurgronje Semasa Kepegawaiannya kepada Pemerintah Hindia Belanda 1889-1936, Penerjemah Sukarsi, Jilid I, Jakarta: INIS, 1990.

C. Snouck Hurgronje, The Achehnese, Terj. A. W. S. O'Sullivan, VOL. II., (Leyden: E. J. Brill, Publishers and Printers, 1906).

Di Tiro, Tengku Hasan, The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Tengku Hasan di Tiro (Banda Acheh: Information Department National Liberation Front of Acheh Sumatra, 1984).

Jakub, Ismail “Tengku Sjhik di Tiro”dalam Riwayat Hidup Singkat Beberapa Pahlawan Aceh Zaman Pra-Kemerdekaan, Banda Aceh: Yayasan Kesejahteraan Karyawan Departemen Penerangan RI Perwakilan Aceh, 1972.

Khaldun, Ibnu, Târikh Ibnu Khaldun al-Musamma bi Kitab al-‘Ibar wa Diwân al-Mubtada wa al-Khabar fi Ayyâm al- ‘Arâb wa al-‘Ajam wa al-Barbar wa Man ‘Asarahum min Zawi al-Sultân al-Akbar, Cet 1, Jilid 1, (Bairut, al-Maktabah al-‘Ilmiyah, 1413H/1992 M.

Kurdi, Muliadi, ed., Ensiklopedi Ulama Besar Aceh/The Encyclopedia of Great Acehnese Ulamas, Vol. 1 A-L. Banda Aceh, NASA, 2017.

Al-Mawardi, Abi al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Bashri al-Bagdadi, Kitab al-Ahkâm al-Sultaniyah wa al-Wilâyah al-Diniyah, Cet. I, Kuwait: Maktabah Dâr Ibn Qutaibah, 1985 M),Tahqiq Ahmad al-Mubarak al-Bagdadi, Cet. 1, Kuwait: Jami’ah al-Kuwait—Qism ‘Ulum al-Siyâsah, 1989 M

Ramulyo, Moh. Idrris, Tinjauan Beberapa Pasal Undang-Undang No 1 Tahun 1974, Dari Segi Hukum Perkawinan Islam, JakartaInd: Hillco,1985.

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001.

Said, Mohammad, Aceh Sepanjang Abad, Jilid II, Medan: P.T. Harian Waspada Medan, 1985.

Jurnal/Media Massa/Website

Azhar, Said, “Penjelasan Ghazali Abbas Adan Ihwal Eksistensi Lembaga Wali Nanggroe”, Serambi Indonesia, 24 Maret 2016.

Hidayat, Taufik, “Ghazali Abbas Minta Kemenkeu Koreksi Dana Wali Nanggroe”, Serambi Indonesia, 8 Maret 2016.

Hidayat, Taufik, “Amanat MoU yang Terabaikan”, Serambi Indonesia, Rabu, 16 Mei 2012.

…………………..,, “Mendagri: Qanun WN Langgar UUPA”, Serambi Indonesia. http://aceh.tribunnews.com/2013/06/10/mendagri-qanun-wn-langgar-uupa (diakses 22 Agustus 2022).

………………….., “Wali Nanggroe Tagih Janji MoU ke Presiden”, Serambi Indonesia, 9 Februari 2020.

Saidi, Juli, “Ketua Pansus I DPR Aceh, Ramli Sulaiman: Ini Soal Politik!”, Modus Aceh, Edisi 6-12 Agustus 2012.

Saidi, Juli, “Drs. H. Rusdi Sufi, Dosen Senior Unsyiah Banda Aceh: Saya tak Temukan Sejarah Wali Nanggroe”, Modus Aceh, Edisi 6-12 Agustus 2012.

Syah, Herman, “Melafaz Sarakata Wali Nanggroe”, Herman Blog, dalam http://www.hermankhan.com/2013/02/melafaz-sarakata-wali-nanggroe.html, diakses 20 Agustus 2022.

Yani, Muhammad, “Qanun WN adalah Turunan UUPA dan MoU Helsinki”, Serambi Indonesia, 22 Maret 2016.

Peraturan Perundang-undangan

Republik Indonesia, UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Pemerintah Aceh, Qanun Aceh No. 8 Tahun 2012 tentang Lembaga Wali Nanggroe.

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Perkawinan.

Published

2022-12-30

How to Cite

RELEVANSI WALI NANGGROE DENGAN WALIUL ‘AHDI DAN WALI NIKAH. (2022). Kalam: Jurnal Agama Dan Sosial Humaniora, 10(2), 175-190. Retrieved from http://lsamaaceh.com/journal/index.php/kalam/article/view/142