MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL DAN SELAMAT HARI RAYA AGAMA LAIN
Keywords:
perbedaan hukum, ulama, ucapan selamat hari raya non-muslimAbstract
Persoalan hukum mengucapkan selamat natal dan selamat hari raya agama lain masih saja menjadi perdebatan sarjana muslim sampai saat ini. Ada ulama yang memperbolehkan, ada juga ulama yang melarang dan mengharamkannya. Secara nas al-Qur’an dan hadis, tidak ada dalil secara tersurat yang memperbolehkan atau mengharamkannya pengucapan selamat hari raya kepada non-muslim. Penelitian ini disebut penelitian kepustakaan, di mana peneliti mencari sumber-sumber yang terkait dengan tujuan penelitian, menganalisis secara naratif-deskriptif, dan menyimpulkannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada ulama yang mengharamkan mengucap selamat natal dan selamat hari raya agama lain, ulama ini adalah Ibnu Qayyim, Ibnu Taimiyah, Utsaimin dan sebagian ulama Syafi’iyah. Adapun ulama yang memperbolehkan adalah Yusuf al-Qaradhawy, Ali Jum’ah, Wahbah Zuhaili dan lain-lain. Masing-masing ulama menyebutkan dalil yang menguatkan pendapat masing-masing. Dalam konteks kekinian, pendapat ulama yang memperbolehkan ucapan selamat natal dan selamat hari raya agama lain lebih baik dan menunjang kemaslahatan, terutama di negara-negara yang multi-etnis dan agama.
Downloads
References
Abdul Manan, Diskursus Fatwa Ulama Tentang Perayaan Natal, Jurnal MIQOT Vol. XL No. 1 Januari-Juni 2016
Budhy Munawar-Rachman, Argumen Islam Untuk Pluralisme, Islam Progresif dan Perkembangan Diskursusnya, (Jakarta: Grasindo, 2010),
Hamka. Tafsir Al Azhar Juz XVI. Pustaka Panjimas, Jakarta, 1988
Ihsan Ali Fauzi, Kaum Muslim dan Tafsir al-Qur’an, Survey atas Bibliografi atas karya-karya dalam Bahasa Arab, Jurnal Ulumul Qur’an, No.5, Vol.II, 1990
Jamal al-Din Zarabozo, “Celebrating or Participating in Holidays of the Disbelivers,” dalam Majalah al-Jumu‘ah, Vol. 9, Issue 2.
Muhammad Umar Memon, Ibn Taymiyy’s Struggle Against Popular Relegion Paris: Hague, 1976
Muhammad Ibn Shalih al-Utsaymin, “al-Tahni’a bi ‘Id al-Krismasi,” dalam The Council of Supreme Body of Jurists of the Kingdom of Saudi Arabia, Fatâwâ al-Bilâd al-Harâm (Saudi Arabia: 1999), h. 96-97.
Muhammad Nasib Ar Rifa’i. Taisiru al Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir Ibnu Katsir III. (Ma’tabah Ma’arif, Riyadh, 1989). Terjemah Drs. Syihabuddin. Kemudahan dari Allah Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir III. (Gema Insani Press, Jakarta, 2000
M. Quraish Shihab. Tafsir Al Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al Qur’an. Vol. 8. (Lentera Hati, Jakarta, 2002
Mun’im A sirry (editor), Fikih Lintas Agama; Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis, Jakarta, Paramadina: 2003
Nico Landman, Visies van Moslims in Nederlands op de Christenen en de Kerkedijke Houding Tenover Moslims, (Dotoraalscriptie Missiologie Faculteit der Godgeleerdheid, Vrije Universiteit Amsterdam, 1986
Sayyed Quthb, (terj) Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an; Di Bawah Naungan al-Qur’an, juz 4, Jakarta: Gema Insani Press, 2003
Teungku Muh. Hasbi Ash Shiddieqy. Tafsir Al Quranul Majid 3. Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2000
artikel Husein Shahab dalam majalah Tempo, 1 Agustus 1991,
fatwa-fatwa Yusuf al-Qaradhawi di http://www.qaradawi.net/new/all-fatawa/1483
http://www.alkhoirot.net/ Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn ‘Utsaimin 3
Islamonline.net pada 12 Januari 2008,
http://www.fikr.com/zuhayli/fatawa_p54.htm#26a dan shariaa.net
Published
How to Cite
Issue
Section
Jurnal KALAM use licence CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.
This license permits anyone to compose, repair, and make derivative creation even for commercial purposes, as long as they include the creation of credit and license derivative under similar conditions.
in the development process JurnalKALAM recognizes that free access is better than paid access. therefore education journals provide open access to all the parties to broaden and deepen knowledge adequately through existing articles in this journal.
Jurnal KALAM is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.