ERDOGAN; TOKOH PEMIMPIN ISLAM DI NEGERI SEKULER
Keywords:
Erdogan, Pemimpin Islam, Sekuler, TurkyAbstract
Recep Thayyib Erdogan merupakan pemenang pemilihan umum presiden Turki periode kedua pada 25 Juni 2018. Erdogan meraih 53,8 persen suara telah memenuhi harapan umat Islam dunia. Beberapa negara telah menyampaikan ucapan selamat atas kemenangannya, termasuk dari aliansi NATO. Di Indonesia selain presiden dan beberapa kelompok masyarakat, beberapa pimpinan pondok pesantren juga mengirim tahniah. Kemenangan Erdogan dipengaruhi oleh ulasan-ulasan berita yang negatif oleh media barat terhadap Erdogan, feedback-nya banyak rakyatnya masih menginginkan Erdogan sebagai pemimpin Turki. Kiprah Erdogan memimpin Turki yang notabene negara sekuler dengan tetap bisa mengambil kebijakan demi kebangunan umat Islam, itu berarti bangun atau tidaknya rakyat disuatu negara sangat besar pengaruh pemimpinnya. Seperti digambarkan oleh berbagai media cetak, umat Islam di Turki memiliki pendidikan yang berkualitas, menguasai ekonomi dan mampu membangun masyarakat Muslim tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi selalu mampu dan aktif membantu saudaranya sesama Muslim di negara lain yang berkebutuhan. Banyak lembaga pendidikan dan pusat studi Islam yang semodel dayah di Aceh dibangun dengan jumlah yang signifikan. Selain itu lembaga pendidikan yang menyediakan hafalan al-Quran dibiayai bukan hanya tempat pendidikan, namun makanan, bahkan sampai pakaian pun diwajibkan berpenampilan sebagai umat yang berkualitas.
Downloads
References
Abdul Kadir Ozkan, Erdoganophobia: Manufacturing Hate And Political Fear, Istanbu: Kopernik, 2018.
Ahmad Azam AB Rahman dkk, Erdogan Bukan Pejuang Islam?, Selangor Malaysia: TPS, 2017
Alfan Alfian, Militer dan Politik di Turki: Pergeseran Politik Dan Terpinggirnya Militer Pasca-AKP, Bekasiki-Jakarta: PT Penjuru Ilmu Sejati, 2015
“AKP dan Erdogan” Kompas, Jumat, 21 April, 2017.
Bekim Agai, “Islam and Education in Secular Turkey: State Policies and the Emergence of the Fethullah Gulen Group” dalam Robert W. Hefner and Qasim Zaman, Schooling Islam: The Culture and Politics of Modern Muslim Education, Princeton: Princeton University Press, 2007
Beril Erdin dan Mehmet Akif Duran, “From Darkness to Light: The Niggt of July 15,” Daily Sabah, 16 Juli, 2018.
Fazlur Rahman, “Implementation of the Islamic State in Pakistani Milieu” Islamic Studies, 6, September, 1967
Ikhwanul Kiram Mashuri, “Donald Trump Si Pengobar Radikalisme dan Terorisme!” Republika, Senin Desember 2017.
Ihsan Aktas, “Why Recep Tayyip Erdogan Won the Election” Daily Sabah, July 16, 2018
Kiki Sakinah, “Turki Rumuskan Kurikulum Ajak Siswa Rajin ke Masjid,” Repulika, Jumat 11 Januari, 2019
Muhammad Najib, Jalan Demokrasi: Pengalaman Indonesia, Turki dan Mesir.Jakarta: Republika, 2019
M. Hakam Yavuz, Secularism and Muslim Demokracy in Turkey, Cambridge: Cambridge University Press, 2009
M. Sya’roni Rofii, Recep Tayyib Erdogan: Revolusi Dalam Sunyi, Jakarta: Atavisa Pustaka, 2018
Nia Deliana, “Yuk Jenguk Hari Raya Qurban di Turki Yang Tertib dan Bersih”, http://rubrika.id/index.php/2019/08/11/yuk-jenguk-hqrirqyq-qurban-di-turki-yang-tertip-dan-berssih.
Omer Taspinar, “The Turkish Model and the Arab World (1)” Today’s zaman, Senin, 4 Juli 2011. Today’s Zaman, “Egyptian Politician Seeks to Form AK Party in Egypt”, Today’s Zaman, Monday, August 15, 2011.
Rebublika Co.id. Minggu 27 Oktober, 2019.
Syarif Taghihan, Erdogan: Muazzin Istanbul, Penakluk Sekularisme Turki, Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2011.
Teguh Firmansyah, “Erdogan Dinilai Layak Raih Gelar Muslim Paling Berpengaruh” Republika co.id, Kamis 19 September 2018.
Yusuf Kanli, “Revival of Muslim Empire” Daily News, Rabu, 22 Juni, 2011.
Published
How to Cite
Issue
Section

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal KALAM use licence CC-BY-SA or an equivalent license as the optimal license for the publication, distribution, use, and reuse of scholarly work.
This license permits anyone to compose, repair, and make derivative creation even for commercial purposes, as long as they include the creation of credit and license derivative under similar conditions.
in the development process JurnalKALAM recognizes that free access is better than paid access. therefore education journals provide open access to all the parties to broaden and deepen knowledge adequately through existing articles in this journal.
Jurnal KALAM is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.