SOSIAL-BUDAYA: HARMONISASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN TOLERANSI

Authors

  • Yunus Yunus Universitas Pamulang (UNPAM), Indonesia
  • Mukhlisin Universitas Pamulang (UNPAM), Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.47574/kalam.v8i2.78

Keywords:

Perguruan Tinggi, Toleransi, Budaya Bugis

Abstract

Tana Luwu dihuni oleh komunitas multietnis seperti Bugis, Makassar, Rongkong dan Toraja. Beragam suku, kepercayaan, dan agama yang berbeda. Mereka hidup rukun bersama, mengatasi kerjasama dalam segala aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, hingga kegiatan keagamaan telah membentuk pemahaman tentang toleransi dalam beragama, yaitu saling menghormati dan menghormati pemeluk agama. Kota Palopo memiliki beberapa kearifan lokal antara lain; Sipakatau artinya saling memanusiakan, Sipakalebbi artinya saling menghormati, Sipakaingge 'artinya saling mengingatkan. Hal ini harus dijaga dan disosialisasikan agar menjadi perekat kreasi dan pemeliharaan umat beragama di Kota Palopo. Pembelajaran kearifan lokal budaya Bugis UNANDA dan IAIN Palopo yang menunjukkan bahwa pembelajaran menciptakan kesadaran empati (Pesse) terhadap orang lain yang memiliki identitas pribadi dan budaya yang berbeda. Kearifan lokal, pembinaan aspek afektif seperti sikap, minat, konsep diri, pengembangan nilai, dan moral diperlukan dalam masyarakat majemuk sehingga dapat memberikan makna belajar bagi peserta didik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTAKA

A. Sirry, Mun’im (ed.). 2004. Fiqih Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Pluralis. Jakarta: Paramadina, pp. 143.

Abdullah, M. Amin. 2007. Kesadaran Multikultural: Sebuah Gerakan‚Interest Minimalization‛ dalam Meredakan Konflik, dalam Ainul Yaqin, Pendidikan Multikultural: Cross-Cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan. Yogyakarta: Nuansa Aksara, pp. xix.

Abdullah, Taufik. 1966. “Adat and Islam: An Examination of Conflict in Minangkabau”, Indonesia, No. 2. pp. 1.

Abou el-Fadl, Khaled. 2002. The Place of Tolerance in Islam, (Boston: Beacon Press. pp. 23.

Aghsari, Diah dan Ismail Suardi Wekke. 2015. Ritual Sasi Laut; Akulturasi Agama dan Budaya dalam Praktik Ritual Kebaharian Masyarakat Misool Raja Ampat, Jurnal Kalam, Vol. (1), Juni pp. 11.

Appleby, R.S. 2000. The Ambivalence of The Cared: Religion and Violence, and Reconciliation. New York: Rowman and Littlefield, pp. 69.

Al Qurtuby, Sumanto. 2011. “Pluralisme, Dialog, dan Peace building Berbasis Agama di Indonesia”, dalam Merayakan Kebebasan Beragama: Bunga Rampai Menyambut 70 Tahun Djohan Effendi. Jakarta: Democracy Project-Yayasan Abad Demokrasi. pp. 193.

Azra, Azyumardi. 2003. “Pendidikan Multikultural, Membangun Kembali Indonesia Bhineka Tunggal Ika”, Republika, Rabu 3 September.

----------. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas. pp. 4.

----------. 2005. Dari Harvard hingga Mekkah. Jakarta: Penerbit Republika. pp. 149.

----------. 2007. “Eksplorasi atas Isu-Isu Kesetaraan dan Kemajemukan: Hubungan antar Agama” dalam Memahami Hubungan antar Agama. Yogyakarta: eLSAQ Press. pp. 131.

B. Grose, George dan Benjamin J. Hubbard. 2000. Tiga Agama Satu Tuhan, Mizan: Bandung.

Budimansyah. Dasim dkk. 2010. Model Pendidikan Karakter di Peguruan Tinggi: Penguatan PKn, Layanan Bimbingan Konseling, dan KKN tematik di Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: UPI. pp. 11.

Baidhawy, Zakiyuddin. 2007. “Building Harmony and Peace through Multiculturalist Theology-Based Religious Education: An Alternative for Contemporary Indonesia” British Journal of Religious Education, 29:1, pp. 21.

Bielefeldt, Heiner. 2013. “Misperceptions Freedom of Religion or Belief” Journal of Human Right Quarterly, 35, No. 1. pp. 33-68.

Bustaman-Ahmad, Kamaruzzaman. 2011. “Contemporary Islamic Thought in Indonesia and Malay World: Islam Liberal, Islam Hadhari, and Islam Progresif”, Journal of Indonesian Islam, Vol. 5, (1) June, pp. 91.

Carmody, Brendan. 2010. “Interreligious Education and the Question of Truth” in Kath Engebretson, etl., International Handbooks of Religion and Education, (Springer Science+Business Media B.V., pp. 50.

Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. pp. 6.

Davies, Tanya. 2017. “Religious Education and Social Literacy: the ‘white elephant’ of Australian Public Education” British Journal of Religious Education, pp. 8.

Dubbun Hakim, Abdul. 2006. “Islam, Inklusivisme, dan Kosmopolitanisme” dalam menembus Batas Tradisi Menuju Masa Depan yang Membebaskan: Refleksi atas Pemikiran Nurcholis Madjid, eds., Abdul Halim. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. pp. 14.

Endraswara, Suwardi. 2010. Kearifan Lokal di Yogyakarta. Yogyakarta: Penelitian Pemda DIY.

Fitri Kusumayanti. 2007. “Penggunaan Bahasa Ugi Sebagai Media Komunikasi dalam Interaksi Sosial pada Kelompok Etnis Bugis di Desa Punggur Kecil Sungai Kakap Kabupaten Pontianak”, Tesis. Pontianak: Universitas Tanjungpura Pontianak. pp. 85.

Freire, Paulo. 2007. Politik Pendidikan: Pendidikan, Kekuasaan, dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. pp. 83.

Gordon. Sheila C. dan Benjamin Arenstein. 2017. “Interfaith Education: A New Model for Today’s Interfaith Families”, (Springer Science+Business: Media Dordrecht and UNESCO Institute for Lifelong Learning. pp. 192.

Gustina, Nelvia. 2002. “Proses Sosial Antar Kelompok Etnis di Pemukiman Transmigrasi Spontan (Kasus pada Pakon Marang Kecamatan Pesisisr Selatan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung) dalam Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Hafd, Abdul. 2016. Hubungan Sosial Masyarakat Multietnik di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan, Jurnal “Al-Qalam, Volume 22 Nomor 1 Juni. pp. 257-268.

Haryono, M. Yudhie. 2005. Melawan dengan Teks. Jogjakarta: Resist Book. pp.1.

Ismail Suardi Wekke. 2016. Harmoni Sosial dalam Keberagaman dan Keberagamaan Masyarakat Minoritas Muslim Papua Barat, Volume 10, (2), Desember. pp. 295 – 312.

Islam, Nazia. Tiffany Steinwert, and Diane Swords. 2014. “3Dialogue in Action: Toward a Critical Pedagogy for Interfaith Education.” The Journal of Interreligious Studies Newton 13: pp. 4-10.

Isnain, Muhammad 2018. “Inkonsistensi Pendidikan Agama Islam (Masalah, Solusi dan Re-Orientasi)”

Khalid Masud, Muhammad. 2002. “the Scope of Pluralism in Islamic Moral Traditions” in Islamic Political Ethics: Civil Society, Pluralism and Conflict, eds., Sohail H. Hashmi (The United of America Princeton University Press, pp. 136.

K. Kay. William dan Leslie J. Francis. 1997. Religion in Education. Herefordshire: Fowler Wright Books, pp. 258

Kali>n, Ibrahim. 2009. “Masa>dir al-Tasa>muh}, wa’adam al-Tasa>muh fi al-Islam”, Majalah Adyan: pp. 26-32.

http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/inkonsistensipendidikanagamaislam.pdf Diakses tanggal 2 Agustus 2018.

Leirvik, Oddbjørn. 2014. “Interreligious Studies: A Relational Approach to the Study of Religion.” The Journal of Interreligious Studies, Issue 13, Winter 2014. pp. 16.

Lindsay, Jennifer. 2007. Intercultural Expectations: I La Galigo in Singapore, TDR (1988-) Vol. 51, (2) Summer. pp. 60-75.

Mariam, Sharan B. 1998. Qualitative Research and Case Study Application in Education. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. pp. 5.

Madjid, Nurcholis dkk. 2005. Fikhi Lintas Agama: Membangun Masyarakat Inklusif-Plularalis. Paramadina: Jakarta.

Malik Thoha, Anis. 2005. Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis. Jakarta: Perspektif. pp. 263-265.

Marzuki, M. L., 1995. Siri' Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis-Makassar (Sebuah Telaah Filsafat Hukum). Makassar: Hasanuddin University Press. pp. 17.

Mattulada. 1983. “Islam di Sulawesi Selatan” dalam Agama dan Perubahan Sosial ed. Taufik Abdullah. Jakarta: Rajawali pp. 235.

Meike Watzlawik. 2012. “Cultural Identity Markers and Identity as a Whole: Some Alternative Solutions”, Culture and Psychology, Vol. 18, (2). pp. 253-260.

Mujani, Saipul. 2007. Muslim Demokrat: Islam dan Budaya Demokrasi dan Partisipasi Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, pp. 118.

Munawar-Rachman, Budhy. 2001. Islam Pluralis, Jakarta: Paramadina,

Muslimin. 2018. Islam dan Pendidikan Pluralisme. http//channelnahdliyin.com. Diakses tanggal 21 Februari

Naim, Ngainun dan Ahmad Sauqi. 2008. Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, pp.176-182.

Nottingham, Elizabeth K. 1979. mengatakan “sejarah mencatat Margaret M. Poloma, Contemporary Sociological Theory (New York: Macmillan Publishing Co. Inc. pp. 15-30 dan 65-90.

Parekh, Bikhu. 2018. “Rethinking Multiculturalism” Cultural Diversity and Political Theory. http//www.educationworld.com. diakses tanggal 21 Februari.

Patmawati. 2014. “Bugis Kalimantan Barat Abad XX-XXI, Disertasi. UIN, Makassar.

Patmawati. 2016. Peranan Nilai Philosofi Bugis Terhadap Proses Pengislaman Kerajaan Bugis Makassar di Sulawesi Selatan, Jurnal Khatulistiwa – Journal of Islamic Studies, Volume 6 (2) September. pp. 184.

Pelras, Christian. 2005. “Budaya Bugis: Sebuah Tradisi Modernitas” dalam Tapak-tapak Waktu Kebudayaan, Sejarah, dan Kebudayaan Sosial di Sulawesi Selatan, peny. Kathryn Robinson dan Mukhlis Paeni, Makassar: Ininnawa.

Putnam, Robert. 1993. Making Democracy work: Civic Tradition in Modern Italy. Princenton: NJ: Princenton Universuty Press. pp. 170.

R. Shah, Sheetal. 2006. The Impact of Acculturation and Religion on Intergenerational Family Conflict for Second Generation Asian Indian Americans, Tesis. Carbondale: Southern Illinois University.

Raharjo Jati, Wasisto. 2013. “Kearifan Lokal Sebagai Resolusi Konflik Keagamaan”, Jurnal Walisongo, 21, (2), pp. 393-416.

Rahman, Nurhayati. 2006. Cinta, Laut dan Kekuasaan Dalam Epos La Galigo Makassar: La Galigo Press. 387.

Ramble, C. 2008. The Navel of the Demoness: Tibetan Buddhism and Civil Religion in Highlight Nepal. Oxford: Oxford University Press.

Rozak, Abdul. 2015. “Political Thoughts and Socio-Cultural Nationalism Ideologies of Nurcholis Madjid on Strengthening Democracy, Civil Societies and Civic Virtues in Indonesia”, Asian Social Science Intaaernational Journal, 11, No. 27. pp. 142-145.

Rais, Za’im. 1994. “The Minangkabau Traditionalists’ Response to The Modernist Movement”, disertasi, Montreal: McGill University.

Saidi, Saleh et al., eds., 2002. Sejarah Keberadaan Umat Islam di Bali. Denpasar: MUI.

Sila, Adlin. 2011. “Memahami Spektrum Islam di Jawa”, Indonesian Journal for Islamic Studies Studia Islamika, Vol. 18, (3). pp. 611.

Stevens, S. 1997. “Annapurna Conservation Area: Empowerment, Conservation and Development in Nepal” dalam Stevens, S. (ed.), Conservation Through Cultural Survival, Washington: Island Press. pp. 237–261.

Todd, Stephen dan Andrew Steele. 2006. “Modelling a Culturally Sensitive Approach to Fuel Poverty”, Structural Survey, Vol. 24, (4). pp. 300-310.

Ulfa, Maria. 2013. “Mencermati Inklusivisme Agama Nurcholish Madjid”, Jurnal Kalimah, Vol. 11, (2). pp. 237.

Warren, Mark E. 1999. Democracy and Trust. Cambridge: Cambridge University Press. pp.3.

Weige, George. 1992. “Religion and Peace an Argument Complexified” dalam Syeryl Brown dan Kimber Schaub eds., Resolving Third Word Conflict: Challenge for New Era. Washinton DC: US Institute of Peace Press, pp. 173.

West, P. 2006. Conservation is Our Government Now: The Politics of Ecology in Papua New Guinea, Durham: Duke University Press.

Yunus, Y. (2020). KEARIFAN LOKAL BUDAYA BUGIS DAN PLURALISME (Studi Pendidikan Karakter pada Perguruan Tinggi di Kota Palopo Tahun 2017-2020).

--------, Nurseha, M. (2020). Culture of Siri’ in Learning Akidah Akhlak in MAN Suli Luwu District Budaya Siri’ dalam. JIEBAR : Journal of Islamic Education: Basic and Applied Research, 01, 107–120.

--------. (2019). PLURALISME AGAMA DALAM PENDIDIKAN. Prosiding Seminar Nasional, Harmonisasi Keberagaman Dan Kebangsaan Bagi Generasi Milenial, 96–102.

-------S. (2020). MODEL PENDIDIKAN BUDAYA BUGIS DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PLURALISME. JURNAL PENELITIAN, 14(2), 217–248.

Published

2020-12-20

How to Cite

Yunus, Y., & Mukhlisin. (2020). SOSIAL-BUDAYA: HARMONISASI AGAMA DAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN TOLERANSI. Kalam: Jurnal Agama Dan Sosial Humaniora, 8(2), 1-26. https://doi.org/10.47574/kalam.v8i2.78